Header Ads

Jelang Libur Semeter Genap, Mahasiswi mengikuti Pembekalan


STIDNATSIR.AC.ID-Ahad (28/08/2022) “Ada satu taujihat atau tema penting yang paling sering saya renungi dan saya sampaikan setiap kali bertemu dengan aktivis dakwah dan berharap agar tema ini disimak dengan baik, tema tersebut ialah kematian” begitu ungkapan Ustadz Arief Abdurrahman Fadhli, Lc, M.S.I pada acara pembekalan sebelum liburan kepada seluruh mahasiswi STID Mohammad Natsir di Kompleks Muslimat Center Cipayung Jakarta Timur. 

Pada kesempatan kali ini ustadz Arif Abdurrahman Fadhli Lc, M.S.I mengajak seluruh mahasiswi kader daiyah ilallah untuk merenungi hadis yang disampaikan Rasulallah Shalallahu Alaihi wa Sallam terkait dengan umur yang Allah berikan kepada umatnya “Umur umatku itu antara 60-70 tahun”. Tak ada satupun dari kita yang dapat mengetahui dan memastikan apa yang akan terjadi kedepannya, dan tak ada satupun manusia yang mengetahui di mana tempat atau wilayah kita dimatikan. Makin bertambahnya usia maka makin berkurang pula hidup kita di dunia, maka dari itu kita harus dapat merenungi dan menghayati hadist tersebut.

Beliau juga menyampaikan ada 4 kelompok manusia yang harus lebih merenungi dan menghayati hadist tersebut diantaranya:

Kelompok pertama, bagi seorang anak yang memiliki orang tua, sebagai seorang anak ketika hadist ini telah sampai ketelinganya maka seyogyanya hadist ini harus senantiasa memacu dan memicu diri kita untuk semangat berbakti kepada orang tua. Karena mengacu kepada hadist ini umur orang tua kita sudah semakin dekat dengan usia yang di sebutkan dalam hadist Nabi tersebut.

Kelompok kedua, bagi seseorang yang telah memasuki usia 60-70 an. hendaknya kelompok ini untuk banyak mengingat akan kematiannya, mengingat semua hutang-hutang yang belom dilunasinya, agar segala urusan yang bersifat keduniawian segera terselesaikan. Jangan sampai kita mati dalam keadaan banyak hutang.

Ia juga menuturkan bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa Sallam pernah tidak mau mensholatkan mayat karena seseorang yang meninggal tersebut mempunyai utang dua dinar yang belum dibayar.
Kelompok ketiga, bagi seorang murid/kader, sebagai seorang murid senantiasa memiliki sifat tadzim kepada para guru yang telah mengajarkan banyak ilmu kepda dirinya. terlebih kepada guru-guru yang sudah sepuh (yang sudah mendekati usia yang Nabi sabdakan) karena umur manusia tidak ada yang tahu sampai mana, maka dari itu kita sebagai seorang murid yang dididik oleh guru-guru kita hendaknya mengunjungi/menyambangi sekedar bertanya kabar kepada mereka.

Karena melalui wasilah merekalah kita dapat mengetahui mana yang haq dan yang bathil, mana huruf alif dan mana huruf ba'. Seorang murid/kader itu harus memiliki sifat peka terhadap guru-gurunya karena itu merupakan bentuk rasa syukur kita juga kepada Allah. Orang yang tidak pandai berterima kasih kepada gurunya sama saja dengan orang yang tidak tahu terima kasih kepada Allah. Seorang murid/kader harus mampu mengaplikasikan kaidah yang disampaikan imam malik: Al-Ilmu yu’taa wa laa ya’tii”
“Ilmu (agama) itu didatangi bukan ilmu yang mendatangi” artinya seorang murid harus banyak-banyak mendatangi ilmu yang mana ilmu itu dimiliki oleh para guru. Jangan sampai semakin tinggi sekolahnya semakin lupa juga kepada gurunya.
Kelompok keempat, bagi seorang guru para perintis kebaikan yang usianya sudah tidak muda lagi.

Hendaknya para guru memahami bahwa dirinya jangan sampai melakukan usaha/gerakan yang semuanya dia yang menghendel, padahal ia bisa melibatkan orang lain (terlebih orang-orang yang berjiwa muda) seorang guru jangan menjadi diri yang rakus dalam segala urusan menganggap orang lain tak mampu, seorang dai harus berorientasikan pada pengkaderan kepada murid-muridnya/orang di sekitarnya yang berusia lebih muda darinya karena merekalah yang nantinya aknn menjadi pengganti dirinya, mereka akan memimpin ummat ini kedepannya.

Sebagai penutup ustadz Arif berharap agar para kader daiyah semua mampu saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya. (keempat golongan yang telah di uraikan tadi) agar terciptanya insan yang saling menguntungkan di akhir hidupnya.
Uswahelamir/Marwah

Tidak ada komentar