Header Ads

Belajar Sosial Engineering Dari Management Masjid Jogokaryan Yogyakarta

Belajar Sosial Engineering Dari Management Masjid Jogokaryan Yogyakarta


بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً  

 _“Sampaikanlah olehmu sekalian dariku meski hanya satu ayat."_

_Sebagai seorang MAHASISWA DA'WAH, rasanya tidak sempurna apabila hanya menjadi seorang mubaligh._

Ungkap seorang Ustadz bernama Muhammad Jazir ASP sebagai ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta dan Narasumber dalam Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir.

Mengusung tema "Peran Mahasiswa Da'wah Sebagai Penggerak Pemberdayaan Masjid." webinar yang dihadiri oleh sejumlah Mahasiswa dan Dosen tersebut menuai pujian dan antusiasme peserta, dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

Kuliah umum ini dilaksanakan pada Senin,  (22/2/21). Melalui Zoom Conference dan Siaran Langsung Youtube. Dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Dalam penyampaiannya, ia menjelaskan bahwa sebelum adanya gerakan da'wah, kampung Jogokariyan adalah kampung yang terdiri dari masyarakat yang jauh dari agama bahkan ketika musim politik adalah kampung yang didominasi oleh PKI (Partai Komun*s Indonesia)

Pada tahun 1964, seorang pengusaha bertempat di Jogokariyan mengambil inisiatif untuk menempatkan mahasiswa IAIN untuk membina masyarakat melalui da'wah.

Pertama kali, mengadakan pengajian anak anak /PAD (Pengadjian Anak - Anak Djogokariyan) _menggunakan ejaan lama._

Selain mengaji, untuk menarik minat anak anak kampung, maka diselenggarakan kegiatan Gerakan Pramuka khusus Islam atau Prakusi dan Drumband yang merupakan kegiatan sore hari dan disambung pengajian.

Sejarah berdirinya Masjid Jogokariyan tentu tidak terlepas dari peran mahasiswa sebagai _Social Engineering_

Yang bertugas menggerakkan masyarakat untuk mempelajari Islam juga merangkul anak - anak untuk mengenal Islam melalui minat dan bakat seperti,  pramuka, dll.

Sebagai seorang MAHASISWA DA'WAH, rasanya tidak tidak sempurna apabila hanya menjadi seorang mubaligh.

Maka, seorang Mahasiswa harusnya menjadi seorang _Social Engineering_ yang mampu merubah masyarakat kembali kepada Allah dengan gerakan - gerakan canggih.

Alumni Fakultas Da'wah BUKAN PENCERAMAH, tapi dia adalah PELAKU PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT.

Dengan apa?

1. Memahami Ideogi Kemasjidan (pusat perubahan sosial)

a. Memakmurkan masjid adalah kewajiban bagi orang yang beriman kepada Allah

Pertama, dengan mendirikan shalat sesuai sunnah Rasulullah (shalat wajib dilakukan di masjid). Kedua, Menunaikan zakat. Ketiga, tidak takut dan khawatir kecuali terhadap ancaman Allah.

Diakhir sesi, ia menyampaikan sebagai _Social Engineering,_

Jangan hanya meneriakan adzan. Namun, memobilisasi / menggerakkan masyarakat untuk berbondong bondong ke masjid. Turun lagi Rahmat Allah sehingga negara akan mencapai kemerdekaannya. Semakin jarang orang yang shalat di masjid maka semakin jauh kemerdekaan yang dicita - citakan. Kunci Islam, Masjid - Makmur - Merdeka.

Demikian, setelah sesi tanya jawab kuliah umum ditutup dengan do'a.

Tidak ada komentar