Header Ads

Urgensi Menjauhi Maksiat Bagi Da'i dan Dampak Buruk Maksiat Bagi Du'at



Ahad (29/12) adalah hari yang sangat spesial bagi seluruh mahasiswi STID Mohammad Natsir.
Mengapa demikian? Hal tersebut bukan hanya karena pada hari ini tim karakter mengadakan dauroh terakhirnya di semester ganjil melainkan juga karena judul dauroh ini belum pernah disampaikan kepada mahasiswi baik dari semester 7 sampai dengan semester 1.

Dauroh ini bertempat di Aula Sakinah dengan  diikuti oleh seluruh mahasiswi STID Mohammad Natsir dari mulai pukul 13:15 sampai dengan pukul 15:30 dengan pengisinya yaitu al-Ustadz Imam Taufik Alkhotob selaku waket III bidang kemahasiswaan sekaligus Mudir Pesantren Mahasiswa (pesma) STID Mohammad Natsir.

Dalam penyampaian materinya al-Ustadz menyebutkan dan menjelaskan bahwa ada tiga sikap buruk Da'i dalam menyikapi maksiat, yaitu menganggap remeh dosa dari maksiat yang ia lakukan, kemudian melakukan maksiat dalam kesendirian, dan tidak sesuai antara perkataan dan perbuatan dalam artian terlalu banyak berbicara tanpa melakukan apa yang ia katakan atau nasihatkan kepada orang lain.


Adapun dampak buruk dari maksiat adalah diharamkannya ilmu bagi pelaku maksiat, kemudian pelaku maksiat itu sesungguhnya berada dalam kesesatan, musibah, dan kehinaan.

Disela penyampaian materinya, ustadz asal Sambas itu memberikan beberapa kisah hikmah baik itu dari masa lalu maupun masa kini yang berkaitan dengan maksiat dan sesekali beliau juga terdiam kemudian menitikan air mata, karena saking banyaknya orang yang masih menganggap remeh suatu maksiat. Hal ini membuat mahasiswi turut menunduk dan merenungkan setiap perkataan dari al-Ustadz Imam Taufik Alkhotob itu sendiri.

Terakhir al-Ustadz memberikan kunci supaya para Da'i dan manusia pada umumnya terhindar daru perilaku maksiat, yakni dengan mempelajari ilmu penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), serta memelihara sifat khosyah dan juga khouf. "Yakinlah Allah akan memberikan penghargaan atau reward, sekalipun maksiat yang kita tinggalkan kecil". Tutup ustadz Imam Taufik dengan senyuman memotivasi.
(Sri Rahayu/MARWAH)

Tidak ada komentar