Header Ads

Jangan Posting Foto Keluarga di Media Sosial



"Untuk yang tersayang jangan coba-coba." Tiba-tiba saya teringat sebuah jargon iklan terkenal. Menurut saya siapapun akan sangat setuju dengan iklan tersebut termasuk saya dan anda, karena memang fitrah seorang anak Adam akan berkorban apapun demi keluarga yang dicintainya termasuk berkorban nyawa sekalipun. Namun, apakah anda yakin jika ada sebagian orang yang tanpa sadar mengorbankan keluarganya?? alih-alih membahagiakan malah menghancurkannya. Wal'iyadzubillahi


Salah satu hal yang tanpa kita sadari malah membahayakan keluarga yang kita cintai adalah memposting foto atau upload video tentang mereka, anak-anak yang lucu dan menggemaskan, suami yang tampan dan sukses atau istri yang cantik dan solihah.


Bagaimana jika Allah mencabut nikmat itu seketika? Karena ingin eksis dan banjir pujian kita mengorbankan mereka menjadi objek pujian dan rasa iri dari banyak warganet. Tiba-tiba anak-anak yang tadinya lucu dan menggemaskan menjadi rewel dan lemah fisiknya, suami dan istri yang tadinya rupawan tiba-tiba hilang pesonanya. Kita gelap mata hingga lupa bahwa penyakit 'ain itu dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Kita lupa bahwa penyakit 'ain itu sungguh nyata.


Rasulullah _salallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda,“Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amir,Ash-Shahihah, no. 2572]‎


Saya teringat kisah nyata seorang ibu yang baru 14 hari melahirkan sang bayi perempuan secara sesar bercerita disebuah blog,"Para tamu yang melihat bayiku tak henti-henti memuji kecantikannya hingga beberapa menit kemudian bayiku itu menangis kencang dan menolak kususui. Hingga ayahnya mendapat bacaan di internet dan tata cara membasuh bayi yang terkena penyakit 'ain."


Masih banyak fenomena nyata seperti sang ibu tersebut dan belum terlambat bagi kita untuk melakukan pencegahan agar tak memperpanjang deretan kisah-kisah 'ain selanjutnya. Jika kita sayang kepada keluarga, biarlah moment-moment bahagia itu terjaga dan menjadi konsumsi keluarga saja, karena tidak semua warganet yang melihat nikmat tsrsebut senang dan memuji sang pemberi nikmat. _Wallahu a'lam_ (Miftah Sy./Marwah)

Tidak ada komentar