Header Ads

Sampaikan Kesan dan Pesan di Wisuda Angkatan ke-IX Strata 1 (S1) STID Mohammad Natsir, Muhammad Jundi Robbani: "Kami benar-benar bangga!"




"Kampus ini beda lho, gak kayak kampus pada umumnya!" Begitulah ujar Muhammad Jundi Robbani diawal penyampaian pesan dan kesannya di acara Wisuda Sarjana IX Strata 1 STID Mohammad Natsir yang telah berlangsung pagi tadi, Sabtu (26/10). 

Dalam kesempatan ini, beliau selaku perwakilan wisudawan menyampaikan kesan dan pesannya dihadapan seluruh wisudawan/wisudawati dan para Ustadz-Ustadzah beserta para tamu undangan. Diawal pidatonya beliau mengenang masa-masa  4 tahun kuliah di STID Mohammad Natsir, dimulai dari makan satu nampan berlima, harus menyelesaikan hafalan 4 juz yang diujikan dalam satu kali duduk untuk dapat naik ke semester, kemudian harus mengajarkan anak-anak di mesjid, selain itu di tingkat 3 harus keluar asrama mencari masjid-masjid sekitar Jakarta/Bekasi untuk ditinggali, kemudian pengabdian di pelosok-pelosok negeri.


Semua itu dijalaninya bersama kawan-kawan seperjuangannya walau banyak teman-teman yang gugur di tengah jalan, "Satu persatu meninggalkan STID Mohammad Natsir, dari sekian ratus tinggal puluhan." Kenang beliau.

Kemudian dengan suara yang sangat lantang ia berkata, "Ayah, ibu, saksikanlah! Bahwa hari ini, anak-anakmu telah menggoreskan satu kesuksesan lulus dari sekolah da'wah!"

Suasana acara wisuda yang dilaksanakan di Auditorium  Lt. 2 Masjid Al-Furqon Dewan Da'wah Islamiyyah Indonesia ini pun menjadi sangat tegang. Diatas podium wisudawan asal Dompu, Nusa Tenggara Barat ini kembali berkata dengan suara yang lebih lantang, "Kami katakan kepada penduduk alam jagat raya ini bahwasannya kami bangga! Bahwasannya kami benar-benar bangga menjadi mahasiswa di sekolah kecil, menjadi mahasiswa di sekolah yang tidak dikenal oleh penduduk bumi, akan tetapi kami sangat optimis dan yakin kampus ini sangat dikenal oleh penduduk langit."


Ada 3 pesan yang ia sampaikan dalam pidatonya. Pesan ini ia kutip dari 3 orang pendahulu kita, yakni Bapak Mohammad Natsir, Buya Hamka, kemudian Ustadz Dwi Budiman Assiroji, MA.


Pertama, dari Bapak Mohammad Natsir ia menyampaikan, sebagaimana yang tertulis di dalam buku Fiqh Da'wah Mohammad Natsir, "Tegaklah selama hidup ini sebagai seorang mujahid mempertahankan pendirian, sebab hidup ini tidak lain dari pada aqidah dan jihad."

Kedua, ia menyampaikan pesan dari Buya Hamka yakni "Kepada pemuda, beban mu akan berat, jiwamu harus kuat, tapi aku percaya, langkah mu akan jaya, kuatkan pribadi mu!"

Kemudian pesan yang ketiga, ia kutip dari perkataan Ustadz Dwi Budiman Assiroji bahwasannya dua benda yang tidak lepas dari seorang da'i ; yang pertama adalah Al-Qur'an dan yang kedua adalah buku bacaan.(Yusi/MARWAH)

Tidak ada komentar