Header Ads

Seorang Da'i Gantung pena?

Seorang Da'i Gantung Pena?


Da'wah bil qalam (dakwah melalui tulisan) adalah salah satu metode dari berbagai macam metode yang digunakan para da'i untuk berdakwah. Meski dakwah melalui tulisan bukanlah hal yang baru di zaman ini, akan tetapi metode ini masih cukup efektif bagi perkembangan da'wah islam.

Keunggulan da'wah dengan tulisan dibandingkan metode dakwah lain diantaranya karena cakupannya yang luas. Pesannya pun dapat diterima oleh ratusan, ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan orang pembaca dalam waktu yang hampir bersamaan.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata “Tulisan adalah tamannya para ulama.” Lewat tulisan-tulisanlah para ulama “mengabadikan” dan menyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya. Kemampuan menulis menjadikan seorang Imam Al-Ghazali dapat mewariskan ilmunya lewat Ihya ‘Ulumuddin dan sebagainya. Demikian pula sejumlah ulama lain. Hasan Al-Banna, Abul A’la Al-Maududi, dan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menggelorakan semangat pembaharuan dan kebangkitan Islam lewat artikel dan buku-buku mereka. 

Dalam menggunakan metode ini, seorang da'i perlu memperkaya kosakata juga diksi dalam menuangkan pesan da'wahnya kedalam tulisan. Selain itu, teknik-teknik kepenulisan pun penting diperhatikan. Namun, di dalam dunia kepenulisan ada yang disebut "gantung pena" yaitu sebuah istilah yang menggambarkan dimana seorang penulis tidak menemukan inspirasi apapun untuk dituangkan kedalam sebuah tulisan. Hingga akhirnya berhenti menulis.

Layar _Microsoft word telah terbuka, jari jemari siap menari-nari di atas _keyboard_ , namun apa yang terjadi, inspirasi belum juga muncul, alhasil layar _Microsoft word_ masih saja putih bersih.

Apa yang harus dilakukan seorang da'i jika mengalami hal seperti ini? Patutkah bagi seorang da'i untuk berhenti begitu saja? Tentu tidak. Istilah "gantung sepatu" bagi pemain bola yang berhenti bermain adalah hal yang lumrah, namun istilah "gantung pena" sebetulnya tidak lazim digunakan. Karena aktivitas menulis adalah aktivitas yang tidak mengenal masa pensiun.

Asma Nadia menyebutkan bahwasannya ada beberapa tips bagi para penulis sebelum menuangkan inspirasinya keatas sebuah kertas antara lain; niat dan misi yang mulia, berlatih setiap hari, membaca minimal 3 buku perminggu, rajin mengamati, jangan pernah merasa hebat, dan jangan jera.

Demikianlah tips untuk para penulis yang juga dapat diterapkan oleh seorang da'i yang berdakwah menggunakan metode menulis ini. 
Perjuangan dakwah masih teramat panjang, maka jangan biarkan satu tetes tinta pun terbuang sia-sia.(Yusi/MARWAH)
*Mengutip dari beberapa sumber.

Tidak ada komentar