Header Ads

Flashback kepemimpinan zaman Rasulullah, pemimpin paling ideal

Flashback kepemimpinan zaman Rasulullah, pemimpin paling ideal



Bicara soal kepemimpinan, memang sudah bisa kita lihat betapa bedanya kepimimpinan saat ini terutama di Indonesia sendiri dengan kepimimpinan pada zaman Rasulullah. 

Tidak mudah bagi seseorang untuk menuliskan pendapatnya tentang pemimpin yang ideal untuk zaman saat ini. Layaknya mencari jarum dalam tumpukan jerami, sulit dan langka. 

Bila kita menilik sejarah, bisa dilihat bagaimana kesempurnaan Rasulullah dalam memimpin. Karakter dan sifatnya tak tertandingi oleh siapapun, Siddiq (berlaku jujur), tabligh (menyampaikan yang haq & bathil) serta amanah (tidak berkhianat). 

Alquran menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah teladan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).

Madinah, menjadi bukti nyata hasil dari kepemimpinan Rasulullah. Sebuah negara pemilik adab terbaik, pemilik pemerintahan dan kemiliteran terbaik.

Hal tersebut karena Rasulullah memiliki kecerdasan manajerial yang tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota masyarakatnya dalam berbagai posisi sesuai kemampuannya, sehingga dapat mencapai tujuan utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Ilahi.

Rasulullah adalah sosok pemimpin yang mengedepankan kebersamaan. Nabi mengusulkan sebuah ide win-win solution dalam penyelesaian masalah peletakkan hajar aswad. Direntangkannya sebuah kain besar, kemudian hajar aswad diletakkan di bagian tengahnya, lalu beliau meminta kepada setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut. Setelah itu, hajar aswad disimpan ke tempat semula di Ka’bah. Dengan cara seperti itu, tidak ada satupun kabilah yang merasa dirugikan, bahkan mereka sepakat untuk menggelari beliau sebagai al-Amin (orang yang terpercaya)

Jadi, kekuatan akhlak ini lah yang menjadi sebuah pondasi bagi Rasulullah dalam kepemimpinannya. 

Walaupun dizaman sekarang ini jauh dari kata sempurna seperti kepemimpinan Rasulullah, semoga kita sebagai seorang muslimah, seorang mujahidah dakwah bisa melahirkan generasi-generasi yang beradab. Agar kelak generasi penerus bangsa ini memiliki adab Islami yang baik dan budi pekerti yang baik.
(Dinda A/Marwah)

Tidak ada komentar