Header Ads

Mewakafkan diri di jalan Alllah جل جلاله

Mewakafkan diri di jalan Alllah جل جلاله


  Bahagia bagi orang yang berpuasa adalah ketika mereka mendengar suara adzan maghrib yang berkumandang dan saling bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid lainnya. 


  Kebahagiaan itu pula yang dirasakan oleh sebagian besar mahasiswi kampus C STID Moh. Natsir pada hari kemarin, Kamis (13/12/18) dimana kampus kebanggaan mereka telah melaksanakan acara buka bersama shaum sunnah yang kebetulan bulan ini dilaksanakan di hari kamis. 


  Walau hanya berbuka dengan segelas es teh manis, buah melon dan semangka yang dipotong menjadi berpuluh-puluh potongan serta gorengan namun menu tersebut mampu mengukir senyum di bibir setiap mahasiswi dan membuat rasa kekeluargaan itu semakin erat.


  Sebelum adzan maghrib berkumandang serta hidangan pembuka untuk melepas dahaga dan mengurangi rasa lapar itu dihidangkan para mahasisiwi disuguhkan dengan tausiyah dari Ust. Imam Zamroji salah satu dosen terkemuka di Fakultas Da’wah STID Moh. Natsir, Satu hal yang menarik dan membuat penasaran adalah tausiyah yang disampaikan oleh Ust. Imam tersebut diawali dengan membaca Al-Qur’an Surah Al-baqarah : 207

“dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Dan Allah maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya ”

  Mengapa tausiyah atau kajian hari kemarin dibuka dengan QS. Al-baqarah :207 ?. Rupanya Ust. Imam hendak menyampaikan kisah sahabat Nabi yang berkaitan dengan ayat ini, sebuah catatan tinta emas terhadap pribadi ideal yang pernah Allah tampilkan dipentas kehidupan manusia, dialah Suhaib bin Sinan Ar-rumi, sosok sahabat Nabi shalaullahualaihi wa salam yang memiliki perjalanan hidup dengan kekhasan tersendiri, pernah dua kali menjadi seorang yang kaya raya menempati posisi bangsawan dan dua kali pula menjadi sosok yang bahkan tidak memiliki status sosial apapun, yang ia miliki hanyalah apa yang melekat pada tubuhnya. 


  Tausiyah yang berbentuk sirah dan disampaikan oleh seseorang yang sangat berpengalaman dalam bidangnya yaitu sirah Nabawiyah dan shahabiyah seperti Ust. Imam mampu memukau para pendengar yang hadir mendengarkan tausiyahnya, tidak terkecuali dengan mahasiswi STID yang dibuat kagum dengan sosok Suhaib bin Sinan Ar-rumi.


  Suhaib bin Sinan Ar-rumi adalah sosok sahabat nabi yang rela menjual dirinya, waktunya, tenaga, harta, fikiran, kesehatan, sakit, bahagia bahkan tangisnya kepada dzat pemilik syurga, neraka dan maha kuasa atas segala sesuatu, ia menjual dirinya pada Allah جل جلاله namun bukan dengan harga yang bisa dilihat dengan mata ataupun diprediksi dengan perkiraan semata, ia tidak menjual dirinya dengan dinar ataupun rupiah namun ia menjual dirinya dengan satu harapan yaitu “keridhoan Allah جل جلاله” sungguh mulia sosok Suhaib bin Sinan ini. (Sri Rahayu/marwah)




Tidak ada komentar