Header Ads

Melek Politik Melalui Nobar



UTS merupakan suatu waktu yang penuh ketegangan dan kepenatan. hal itulah yang dirasakan oleh kebanyakan mahasiswi kampus C STID Mohammad Natsir. “Meskipun hanya diambil beberapa persen saja dari hasil UTS, akan tetapi nilai tetap menjadi salah satu prioritas yang harus diusahakan”. Sebagaimana diungkapakan salah satu mahasiswi kampus C STID Mohammad Natsir asal Palembang.

Untuk itulah Divisi Pendidikan BEM  kampus C STID Mohammad Natsir berinisiatif untuk mengadakan acara NOBAR (Nonton Bersama) yang dihadiri oleh seluruh Mahasiswi kampus C STID Mohammad Natsir (10/11/2017). Film yang dipilih yaitu “2014: Siapa di atas Presiden” dan dikomentatori oleh Ustadzah Kauniyah Yusroh, S.Kom.I. acara ini berlangsung   di Masjid Naurah Abdurrahman Komplek Muslimat Center, Cipayung, Jakarta Timur. Acara dimulai usai sholat isya’, setelah semua jama’ah meninggalkan masjid.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur mahasiswi setelah sepekan menghadapi UTS, namun  melalui acara nonton bersama ini dapat memberikan gambaran kepada mahasiswi tentang bagaimana dunia politik dan mahasiswi tidak buta akan politik, atau   melek politik. Dalam acara ini, mahasiswi diajak untuk berfikir, berkomentar dan menyampaikan gagasannya pada sesi penutupan acara. Sehingga acara nonton bersama ini tidak hanya bermakna menonton saja, namun juga belajar.

Film yang diproduseri oleh Hanung Bramantyo dan Celerina Judisypx  ini menceritakan tentang perpolitikan di Indonesia pada tahun 2014, tepatnya menjelang Pilpres periode 2014-2018. Film yang bernuansa politik dengan gaya action ini banyak menarik antusias penonton, hal tersebut ditandai dengan teriakan histeris mereka ketika konflik terjadi. Peran Rio Dewanto melalui aksinya dalam film ini pun mejadi pusat perhatian penonton.

“Dari film ini kita mempunyai gambaran tentang bagaimana kejamnya dunia politik, namun hal tersebut tidak boleh menjadikan kita buta akan politik. Kita sebagai mahasiswa memiliki peran penting demi tegaknya sebuah negara, karena masa depan negara ada di tangan para pemuda. Tak hanya itu, kita harus selalu ingat doktrin pak Natsir : “dulu berpolitik melalui jalur da'wah, sekarang berda'wah melalui jalur politik”, ujar salah satu mahasiswi ketika diberi kesempatan untuk mengomentari film tersebut sebagai tanda berakhirnya acara ini. [Anis M.s]



Tidak ada komentar