Header Ads

Feminis Indonesia Menganggap Feminisme sama dengan Emansipasi

Marwah – Pada Kamis petang, 20 April 2017 Jurnalis Marwah melakukan wawancara dengan  salah seorang aktivis yang melawan feminisme yakni Dr. Dinar Dewi Kania via Whats App. Hal ini menyangkut feminisme yang kian hari makin merambak.
 Banyak definisi yang menjelaskan tentang feminism. Menurut Dr. Dinar Dewi Kania definisi yang paling tepat adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Susane Osborne, feminisme adalah sebuah cara pandang (worldview) dimana perempuan melihat dari sudut pandang perempuan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, perempuan mana? yakni perempuan berpaham feminisme itu, perempuan Barat.
 Islam pada dasarnya tidak menolak mentah-mentah semua yang datang dari Barat. Apalagi kita ketahui Barat banyak mengadopsi ilmu pengetahuan dari peradaban Islam ketika mereka berada dalam masa Dark Ages (masa kegelapan). Namun kita perlu melakukan islamisasi terhadap ilmu-ilmu yang datang dari Barat dan menilainya dalam kerangka berpikir Islami. Bukan justru sebaliknya, Islam justru dinilai sebagai kerangka berpikir feminisme.

Memang ada beberapa ide feminisme yang sesuai ajaran Islam, namun perbedaan Islam dan Feminisme justru pada tingkat filosofi, sehingga sangat fundamental dan membahayakan bagi umat Islam jika mengambilnya tampa kritik.
“Ada tokoh feminis ideologis, tapi kebanyakan di Indonesia itu feminis karena tidak paham filosofi dasarnya. Menganggap feminisme sama dengan emansipasi,” tutur penulis buku Misi Dari Langit ini.
Lalu bagaimana kita dapat mencounter pemikiran tersebut. Tentunya dengan memahami Islamic worldview,  mengerti tentang  Barat dan yang pasti harus membaca karya karya para feminis Barat. Setelah itu dituangkan dalam bentuk tulisan, disebarkan dan disosialisasikan. Kerjasama dengan kaum laki-laki juga dibutuhkan, karena munculnya feminis di dunia Islam juga diakibatkan oleh lemahnya kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga.
Terhadap para feminisme hendaknya kita harus memiliki banyak kasih sayang dibandingkan dengan kebencian dan permusuhan. Background para feminisme banyak yang merupakan korban dari laki-laki dan ketidakadilan. Sehingga karena kurang ilmu dan iman, mereka berpikir feminisme dapat menyelesaikan semua persoalan perempuan. Belum lagi banyaknya dana dan program yang ditawarkan oleh lembaga asing maupun pemerintah yang mensuport feminisme, sadar atau tidak, banyak perempuan yang merasa ini adalah perjuangan membela kaum perempuan.
Oleh karena itu kita perlu merangkul mereka, dengan dakwah yang santun dan intelek, dan mengerti argumen argumen feminisme. (Desi R)


Tidak ada komentar