Hari Keempat Kafda Putri
Seperti yang kemarin telah direncanakan, pagi hari ini para penghuni kamp III turut serta bersama warga setempat untuk pergi ke ladang. Satu kelompok ikut pergi ke ladang milik pak Ukar, dan satu kelompok lainnya pergi ke ladang pak Warja. Mereka menyaksikan bagaimana bapak-bapak tersebut ketika mengambil air nira dari pohon aren, yang harus memanjat menggunakan sebatang bambu yang panjang. Mahasiswi juga turut serta mengupas buah aren, yaitu kolang-kaling. Mereka berpendapat bahwa mengupas kolang-kaling tak semudah yang mereka lihat. Sedangkan mahasiswi yang tidak pergi ke ladang, membuat kripik pisang di rumah seorang ibu yang bernama Wina.
Sejak pertama kali datang, mahasiswi yang bertugas di kamp II, dibagi menjadi tiga kelompok dan tinggal menumpang di rumah-rumah warga. Alhamdulillah,hari ini mereka mendapatkan rumah kosong untuk dijadikan basscamp kafilah da’wah. Rumah tersebut dibiarkan kosong kurang lebih selama sekitar 10 tahun, dan hanya sesekali ditempati ketika lebaran. Oleh karenanya, bersih-bersih rumah baru menjadi agenda anggota kamp II di pagi hari ini, yang berlangsung dari pagi hingga sekitar pukul 10.30 WIB. Berhubung belum ada saluran listrik ke rumah tersebut, maka mereka memustuskan akan tinggal di sana setelah listrik selesai dibetulkan.
Ketika matahari agak beranjak naik, sekitar pukul 08.30 WIB, 10 mahasiswi berangkat berkunjung ke dusun tetangga, yaitu dusun Pagerhurip. Untuk sampai ke dusun tersebut, para mahasiswi harus menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer dengan berjalan kaki. Sebuah perjalanan yang cukup melelahkan. Di dusun Pagerhurip terdapat empat RT dengan empat masjid yang berdiri di dusun tersebut, 60% penduduknya merantau ke kota, dan dua minggu terakhir ini mengalami kekeringan air. Rombongan mahasiswi juga menyempatkan diri berkunjung ke PAUD Nurul Ikhsan, terdapat 15 siswa PAUD yang menimba ilmu di sekolah tersebut. Lalu, rombongan melanjutkan perjalanan dan berkunjung ke SD Tanjung Hurip. Jumlah siswa yang dimiliki adalah sekitar 110 orang. Mahasiswi mendapatkan sambutan hangat dari pihak sekolah dan berharap agar mahasiswi dapat meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan “Pesantren Kilat” yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juni hingga 28 Juni.
Ketika hari menjelang waktu ashar, mahasisiwi yang bermukim di kamp II berkesempatan untuk melihat proses pembuatan teh dan gula aren di rumah seorang warga, mereka juga menyempatkan waktu untuk melihat kolam ikan milik warga setempat. Sedangkan, kegiatan yang berlangsung ba’da magrib di kamp II adalah mengajar mengaji anak-anak dan remaja kampung Cipalangka di masjid Nurul Hikmah.
Berbeda cerita dengan apa yang terjadi di kamp III. Maksud hati ingin mengajar anak-anak mengaji dan menerjemah Al-Qur’an dengan menggunakan metode Tamyiz. Namun, dikarenakan malam Jum’at, ternyata di masjid tersebut diadakan acara yasinan dan tahlilan. Dengan terpaksa mahasiswi yang berada di masjid, duduk dalam majelis tersebut demi menjaga tali silaturrahim dengan warga sekitar dan menarik hati mereka. Tidak berhenti di situ saja, setelah usai dilaksanakannya shalat isya’, imam masjid mengundang mahasiswi untuk menghadiri acara tahlilan memperingati 100 harian di rumah salah seorang warga. Dengan alasan yang sama, sebagian mahasiwi berangkat menghadiri acara tersebut di malam hari itu. Para mahasiswi hanya mampu untuk beristighfar, agar Allah berkenan mengampuni khilaf tersebut. Astaghfirullah wa Atuubu Ilaih......
“Kafilah Da’wah 1437 H”
Tasikmalaya, Kamis, 02 Juni 2016
Tidak ada komentar