Header Ads

Mendobrak FUTUR dengan kisah shahabiyah Sumayyah

Created by : Mila Muflihat


Sebagai seorang da’iyah ilallah, sering kali kita merasa bahwa beban yang kita hadapi, ujian yang Allah berikan merupakan beban terberat yang kita dapatkan. Dengan pemikiran inilah kita akan mudah terjangkit penyakit hati, salah satunya adalah FUTUR. Penyakit ini sangat mudah datang pada seseorang yang menganggap ujian-ujian yang Allah berikan merupakan beban paling berat dan tak sanggup kita pikul. Padahal, Allah telah menjanjikan dalam firman-Nya bahwa Dia tidak akan memberikan beban atau ujian pada Hamba-Nya melampaui batas kemampuannya

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ



“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)


Akan tetapi, sering kali kita melupakan janji Allah ini saat kita dihadapkan dengan berbagai ujian hidup. kita merasa bahwa beban tersebut adalah beban yang paling berat kita dapatkan dari pada beban orang lain.
Untuk itu, kita perlu mengetahui cara atau kiat-kiat untuk menghindarkan diri dari penyakit ini. Salah satunya adalah dengan melihat ujian hidup yang didapatkan orang lain, terutama kisah perjuangan para orang-orang terdahulu pada  masa Rasulullah dan para Sabhabat. Salah satunya adalah kisah yang sangat menggugah semangat kita dalam berjuang di jalan Allah adalah kisah shahabiyah Sumayyah binti Khabath ra. Ia adalah orang pertama yang menyatakan keislamannya secara terbuka. Ia dan suaminya (Yasir) serta putranya (Ammar) menyatakan keisalamannya ketika mendapat berita tentang ajaran yang dibawa Muhammad. Sebagai orang yang terpercaya, apa yang diberitakan Nabi Muhammad SAW langsung diterima oleh keluarga ini dan menyatakan keislamannya.
Atas keislaman mereka secara terang-terangan ini, mereka mendapat berbagai penyiksaan dari bani Makhzum. Mereka diseret ke tengah lapang yang panas di bawah terik matahari dengan memakai baju besi. Mereka tidak diberi minum dan tetap dibiarkan terpanggang oleh sinar matahari. Mereka mendapatkan berbagai penyiksaan dari bani Makhzum dan menyikapinya dengan kesabaran.  Mereka tetap teguh memegang keislamannya ditengah perihnya penyiksaan yang mereka dapatkan.
Suatu hari, Rasulullah datang melewati mereka yang sedang disiksa dan mengabarkan bahwa mereka telah dijanjikan Allah untuk masuk surga. Betapa bahagianya mereka di tengah penyiksaan itu dan semakin tegar dalam memegang teguh keislamannya. Mereka mulai merasa lebih tenang dan nyaman merasakan penyiksaan karena bertahan di jalan Allah.
Hingga akhirnya Sumayyah menjadi wanita pertama yang meninggal dalam keadaan syahid dalam sejarah islam. peristiwa ini terjadi ketika Abu jahal menyiksa Sumayyah lalu menghujamkan tombak pendek pada tempat kehormatannya hingga ia meregang nyawa.
Demikianlah kisah keteguhan Sumayyah dalam mempertahankan keisalamannya di tengah kejamnya penyiksaan yang ia dapatkan.
Lalu, apakah kita masih merasakan futur dan merasa beban kitalah yang paling berat? Semoga kisah ini mampu menggugah semangat kita dalam menegakkan agama islam dan mendobrak kefuturan kita dalam menghadapi cobaan hidup ini. Aamiin

Tidak ada komentar