Header Ads

Jihad Fi sabilillah


Hidup ini bukanlah bersantai-santai saja. Hidup ini adalah perjuangan dan perjuanganlah yang membuat kita hidup sampai detik ini. Ya, Perjuangan Rasulullah Salallahu‘alaihiwasallam yang begitu berat yang seharusnya kita meneruskan perjuangan beliau. Karena jihad di jalan Allah atau fisabilillah adalah puncak dari agama Islam. Sehingga ummat Islam yang melaksanakannya akan mendapatkan kemuliaan dan kejayaan di dunia dan surga Allah.

Ungkapan fisabilillah itu bermakna sebagai penjelasan terhadap Aqidah dan ajaran Islam. Banyak orang salah dalam mengartikan dalam memahami istilah ini. Mereka menyangka bahwa pemaksaan terhadap manusia untuk menerima Aqidah Islam termasuk “Jihad fisabilillah”. Kesalahan ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dari mereka. Pengertian yang benar mengenai “Fisabilillah” lebih luas dari apa yang mereka bayangkan. Jangkauannya lebih jauh dari apa yang selama ini mereka pikirkan.[1]

Menurut pandangangan Islam perbuatan yang dilaksanakan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat karena mencari ridha Allah bukan untuk mengumpulkan harta atau keuntungan duniawi, sikap itulah yang dinamakan fisabilillah.[2]


Berkata Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah:

أَنْيُجَاهِدَالْعَبْدُنَفْسَهُلِيُسْلِمَقَلْبَهُوَلِسَانَهُوَجَوَارِحَهُلِلّهِفَيَكُونُكُلّهُلِلّهِوَبِاَللّهِلَالِنَفْسِهِوَلَابِنَفْسِهِوَيُجَاهِدُشَيْطَانَهُبِتَكْذِيبِوَعْدِهِوَمَعْصِيَةِأَمْرِهِوَارْتِكَابِنَهْيِهِفَإِنّهُيَعِدُالْأَمَانِيّوَيُمَنّيالْغُرُورَوَيَعِدُالْفَقْرَوَيَأْمُرُبِالْفَحْشَاءِوَيَنْهَىعَنْالتّقَىوَالْهُدَىوَالْعِفّةِوَالصّبْرِ

 “Sesungguhnya seorang hamba berjihad melawan nafsunya dalam rangka menyerahkan hatinya, lisannya dan perbuatannya karena Allah, dan menjadikan semuanya karena Allah dan demi Allah, bukan karena dirinya dan demi dirinya. Dia juga berjihad melawan syetan dengan cara mendustakannya, memusuhinya, melanggar ajakannya, dan melaksanakan apa yang dicegahnya. Sesungguhnya syetan itu mendatangkan persangkaan, angan-angan, terperdaya, dan jebakan, serta memerintahkan pada kekejian dan mencegah dari ketaqwaan, petunjuk, ‘iffah, dan kesabaran.”

Maka jika menafkahkan sebagian rezeki yang dilimpahkan Allah untuk jalan kebajikan tapi kerena ingin mendapatkan imbalan jasa atau materi di dunia, maka tindakan itu bukan fisabilillah. Sebaliknya membantu fakir miskin, anak yatim, menyantuni kaum dhuafa, memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan karena ingin mencari ridha Allah, jelas sekali ini adalah fisabilillah.

Jika umat muslim disejajarkan dengan umat agama lainnya yang ada di dunia maka “jihad” sebagai puncak atau keutamaan dari pengabdian diri kepada Allah akan kehilangan nilai dari keutamaanya. Akan tetapi Islam itu bukan agama yang seperti agama lainnya di dunia. Agama Islam adalah suatu ideologi dan  sistem perubahan yang akan merubah sistem sosial dunia secara total serta membangunnya kembali sesuai dengan ajaran Islam.

Perlu diketahui bahwa agama Islam itu mempunyai  konsep dan sistem praktis untuk mencapai kesejahteraan ummat manusia. Semua yang sudah ditetapkan Allah (Tasyri’) itu pasti baik untuk seluruh umat manusia. Setiap bentuk pemerintahan yang berdasarkan ideologi selain Islam atau mempunyai konsep yang menyimpang dari ajaran Islam maka Islam akan berusaha untuk merubahnya.  Merubahnya merupakan kewajiban kita sebagai generasi muslim dengan cara da’wah fisabilillah yang merupakan jihad.

Segala bentuk usaha dan pengorbanan yang dilakukan adalah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Dalam melaksankan perjuangan menegakkan hukum Allah, seseorang dilarang berambisi mendapatkan jabatan kemuliaan dan tujuan duniawi lainnya. Tidak boleh terlintas dalam hatinya untuk menguasai kendali pemerintahan dan mengambil alih jabatan dari penguasa zhalim setelah penguasa zhalim tersebut disingkirkan.

Dalam riwayat hadist dari Muslim dan dari Abu Musa disebutkan sebagai berikut :
Bertanya seseorang kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam. Tentang seorang berperang karena berani, berperang untuk mempertahankan kehormatan diri, berperang karena riya’. Siapakah di antara mereka yang berperang di jalan Allah? Lalu Rasulullah Salallahu’alaihi wa sallam menjawab : Barang siapa yang berperang agar kalimah Allah menjadi tegak maka ia berada di jalan Allah.”[3]

Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i Ubayyi, ia berkata:“Datang seseorang lalu bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana dengan seseorang yang berperang, karena ingin pahala dan pujian, apakah yang akan didapatinya? Beliau bersabda: “Tidak mendapat apa-apa.” Langsung bersabda beliau: sesungguhnya Allah tidak menerima suatu perbuatan, kecuali jika ia ikhlas dan mencari ridha Allah.”[4]

Jelaslah bahwa Allah tidak menerima jihad seseorang kecuali jika diikhlaskannya jihad tersebut hanya untuk Allah dan untuk mencari ridha-Nya serta tidak dicampuri dengan unsur dorongan hawa nafsu pribadi, golongan atau kebangsaan. Demikian jelas kepentingan yang mulia dari adanya syarat fisabilillah berjuang di jalan Allah sebagai istilah agama Islam



(Nuha Bilqisti)

[1]Jihad fii Sabilillah” Abul A’la Al Maududi, hal 5
[2]Al Ustadz Hasan Al Banna, Majmu’ah Ar Rasail

[3]Shahih Muslim : Kitab Al-Imran
[4] Subulus Salam: 3,67

Tidak ada komentar