Header Ads

Kampus Putri Tingkatkan Kemampuan Tahsin Tilawah al Qur'an melalui Dauroh bersama Syaikh Hisyam & Ustadz A. An Nuri

 

MARWAH.ID - Bidang Tahfizh Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir mengadakan Dauroh Tahsin Tilawah QS. Al-Fatihah pada Ahad, 04/06/2023. Acara ini dibuka untuk umum dan dikhususkan bagi para muslimah dengan berlokasi di Masjid Nauroh Abdurahman, Cipayung, Jakarta Timur. 

Pada kegiatan ini, hadir sebagai pemateri, DR. H. Ahmad An Nuri, MA selaku Pelatih Nasional Tahsin Tilawah Al Qur'an dan Kepala Bidang Pengembangan Study Qur'an Dewan Dakwah, beliau juga sebagai Direktur Istana Qur'an Indonesia (IQI). Selain itu, pemateri utama yang merupakan guru besar Qiroah Kementrian Wakaf Mesir & Anggota Asosiasi Qori' Republik Mesir, Syaikh Hisyam bin Abdul Bari bin Muhammad Rajih.



Pada sesi pertama yang dimoderatori oleh Mudir Pesantren Mahasiswi, Ustadz Salman Alfarisi, M.Kom.I diisi materi oleh Direktur IQI yang menyampaikan bahwa belajar teori tajwid itu hukumnya fardhu kifayah sementara belajar tajwid sesuai dengan kaidah dan riwayat itu hukumnya fardhu a'in. Sehingga, penting bagi setiap kita untuk mempelajari ilmu tajwid agar dapat membedakan tempat keluar & sifat² suatu huruf serta hukum tajwid yang berlaku pada suatu kondisi.

Adapun pada sesi kedua yang diisi oleh Syaikh Hisyam dan didampingi penerjemah yaitu Ustadz Jumroni Ayana, M.Ag. Beliau mengupas terkait adab dan teknik tilawah al Qur'an semestinya disertai pembahasan mengenai lahjah (dialeg) dalam membaca al Qur'an.

Di antaranya beliau menegaskan, bahwa al Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril secara berangsur angsur. Sehingga, dalam membacanya pun harus didasari dengan hikmah dan pemahaman tentang makna & pelajaran pada setiap ayat yang dibaca. 

"Pernah suatu ketika Rasulullah Saw mendapat teguran langsung dari Allah disebabkan bacaan al Qur'annya yang terlalu cepat," jelas Syaikh melalui lisan penerjemah.

Guru besar Qiroah kementrian Wakaf Mesir itu juga menyampaikan bahwa makna Qur'an itu Qiraat atau bacaan. Dalam hal ini, ada 3 pelajaran penting yang dibebankan kepada Rasulullah Saw yaitu : 

1. Menghafalkan dalam hati

2. Mempelajari bacaan

3. Memahami makna halal dan haram dalam Al-Qur'an

Dalam QS. Thaha dijelaskan tidak boleh cepat dalam membaca Al Qur'an. Kemudian juga Jibril mengajarkan kepada Rasulullah Saw dengan bacaan yang berbeda-beda. Bacaan inilah yang disebut dengan Qiroah Sab'ah atau huruf yang tujuh. Dari bacaan ini untuk memudahkan umat Islam dalam membaca Al Qur'an.

Selanjutnya, kegiatan dauroh dilanjut ba'da dzuhur berupa talaqi di hadapan Syaikh yang kemudian ditutup dengan acara terakhir yaitu pengambilan sanad QS. Al Fatihah.


(Senja/Marwah)

Tidak ada komentar