Header Ads

Peluncuran dan Diskusi Buku Mahasiswa STID Mohammad Natsir

 



Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir dan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia menyelenggarakan peluncuran dan diskusi buku mahasiswa stid Mohammad Natsir pada Ahad (20/02/2022) melalui zoom meeting.

Acara ini menghadirkan beberapa pembicara di antaranya: Dr. Adian Husaini selaku ketua umum DDII, rektor STID Mohammad Natsir Dr. Dwi Budiman assiroji, dan pakar Islamic science Dr. Budi handrianto, dengan dua narasumber yaitu Fatih madini dan Azzam Habibullah selaku mahasiswa stid Mohammad Natsir sekaligus penulis buku "Kritik Terhadap Konsep Netralitas Ilmu" (Azzam Habibullah) dan "Solusi Kekacauan Ilmu" (Fatih madini).

Dewan da'wah memiliki tradisi intelektual yang tinggi yakni dengan mendalami ilmu, mahasiswa harus luruskan niat dan fokus menuntut ilmu sebagaimana yang di lakukan oleh ulama terdahulu. Azzam menjelaskan mengapa ia memilih menulis buku ini tidak lain untuk mengkritik konsep pemikiran yang menjadikan ilmu itu sesuatu yang netral, bahwa secara independen ilmu bisa berdiri sendiri dan tegak sendiri. Namun, konsep ilmu ini banyak menuai kritik dari para ilmuwan dengan alasan konsep yang keliru padahal netralitas ilmu sendiri hanya kedok barat saja.

Melanjutkan narasumber ke dua, Fatih Madini menjelaskan dalam buku ke 3 nya ini Solusi kekacauan ilmu merupakan lanjutan dari buku "budaya ilmu" karya "wan mohmd nor wan daud". Buku ini di tulis dengan tujuan menumbuhkan semangat dan menghidupkan tradisi ilmu di tengah umat Islam serta menghidupkan tradisi ilmu yang benar, makna benar di sini berarti bukan hanya semangat menuntut ilmu namun, pastikan bahwa ilmu itu sendiri adalah benar.

Beliau juga membahas tentang 5 peradaban dunia yakni Yunani, Yahudi, cina, India dan barat. Yang di mana peradaban mereka sangat berkembang pesat.

Ada 4 solusi mengenai ilmu diantara:
1. Memahami kemuliaan dan urgensi ilmu beserta tradisinya dalam Islam kemuliaan ilmu
2. Menelaah sejarah kegemilangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam
3. Mengikis penyakit sekolarisme dan liniarisme
4. Mendudukkan aktivisme dan aktualisme secara adil

Selain itu beliau memberikan Solusi kekacauan ilmu yang mana tradisi ilmu dalam Islam memiliki 4 keunikan, adapun kekacauan ilmu adalah
1. Dikotomisasi antara ilmu, adab dan amal
2. Sekularisasi ilmu
3. Kekacauan hirarki ilmu, dan
4. Penenggelaman otoritas dalam setiap bidang ilmu.

Beliau juga memberikan solusi untuk membenahi kekacauan ilmu dengan cara penanaman adab sebelum pengajaran ilmu
Sebab adab berdampak positif bagi setiap kehidupan, Ilmu Nafi sebagai landasan dan jawaban, mengakui klasifikasi ilmu berupa fardhu ain dan Fardu kifayah, mengakui otoritas dalam setiap bidang ilmu pengetahuan.

Beliau menutup penjelasan nya dengan menguti perkataan dari ustadz Adian Husaini "Bukan seberapa besar ilmu yang dia punya tapi seberapa besar kemanfaatan ilmu itu".
(Nuriah/Marwah)





Tidak ada komentar