Header Ads

Sabar dalam Keta'atan

 Sabar Dalam Keta'atan



Sabar secara bahasa berarti al habsu, yaitu menahan diri.

Sedangkan secara syar’i, dibedakan menjadi 3, yakni

Pertama, sabar di atas ketaatan kepada Allah ﷻ

Kedua, sabar di atas hal-hal yang diharamkan

Ketiga, sabar terhadap takdir yang terasa pahit (musibah). 

Sabar dalam ketaatan adalah seseorang sabar melakukan ketaatan kepada Allah. Kenapa demikian? Karena pada hakekatnya ketaatan itu berat dalam jiwa manusia. Misal, mendirikan sholat malam, baru tidur sebentar, cuaca lagi hujan, hawa terasa dingin, mengambil air wudhu pun akan terasa berat, begitulah kita harus sabar menjalankannya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa sabar tidak hanya kepada takdir buruk atau musibah-musibah yang menimpa, namun sabar juga dalam ketaatan, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (QS. THAAHA: 100)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Riyaadus Sholihin ketika menjelaskan ayat di atas, beliau mengatakan,”(dalam ayat ini) Allah ﷻ memerintahkan kepada orang-orang mukmin sesui dengan konsekuensi dan besarnya keimanannya dengan 4 hal, yaitu shobiru, shoobiru, robithu, dan bertaqwa kepada Allah ﷻ.

Shobiru berarti menahan diri dari maksiat, shoobiru berarti menahan diri dalam melakukan ketaatan. Roobithu adalah banyak melakukan kebaikan dan mengikutkannya lagi dengan kebaikan. sedangkan taqwa mencakup semua tadi.”

Melakukan ketaatan sangatlah mebutuhkan kesabaran yang tinggi, mengapa demikian? 

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa dalam ketaatan itu butuh kesabaran yang terus menerus harus dijaga, karena ketaatan itu akan membebani seseorang dan mewajibakan sesuatu pada jiwannya, seperti yang telah dicontohkan di atas, yakni bersabar mengahadapi beratnya sholat tahajud, di tengah malam yang udaranya sangat dingin.

Kedua, ketaatan itu terasa berat bagi jiwa, karena ketaatan itu hamper sama dengan meninggalkan maksiat, yaitu terasa berat bagi jiwa yang selalu memerintahkan kepada keburukan.

Adapun, langkah-langkah agar dapat berasabar dalam ketaatan, anatara lain adalah:

Perawan, selalu bersama orang-orang yang sholeh, yang senantiasa melakukan ketaatan kepada Allah ﷻ

“seseorang mengikuti agama temannya, karena itu, lihatlah olehmu siapa yang menjadi temanmu.” (HR. ABU DAUD DAN TIRMIDZI)

Kedua, memberikan waktu untuk bermuhasabah, yakni malam, sebalum tidur.

Ketiga, memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mentadaburinya.

SUMBER : Rumaysho.com

[Santi Dewi/MARWAH]



Tidak ada komentar