Header Ads

Sesuatu Yang Kadang Terlupa



Sesuatu yang Kadang Terlupa
            Kapan terakhir kali kita mengatakan bahwa kita mencintai orang-orang tedekat kita? Orang tua, pasangan hidup, anak-anak, atau mungkin ikhwah seperjuangan? Kapan terakhir kali kita mengungkapkan cinta dengan jujur dalam bahasa verbal kepada orang-orang terkasih? “Uhhibuka/uhibbuki fillah,” “Jazakallah khairan atas bantuanmu,” “Baarakaallahu fiik,” “Semangat kawan, perjuangan kita masih panjang,” dan ungkapan-ungkapan manis yang menyenangkan lainnya. Inilah hal kecil yang bermakna besar namun sering terlupakan dalam interaksi sehari-hari kita, karena ucapan yang baik akan memberikan dampak yang baik sebagaimana ucapan buruk akan berdampak buruk bagi orang yang mengucapkan atau mendengarnya.
            Islam adalah agama yang menaruh perhatian besar pada bahasa verbal dalam interaksi sosial. karena bagi seorang Muslim berbicara bukan hanya sebatas bicara, namun akan menjadi sebuah ibadah dengan niat dan etika yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berbicaralah yang baik atau diam,” “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".”Seorang Muslim adalah jika seorang Muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya,” “dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur kedalam api neraka dengan mukanya terlebih dahulu (dalam riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu) itu gara-gara buah ucapan lisannya?” dan masih banyak ayat yang menjelaskan tentang keutamaan maupun bahaya lisan.
            Bagaimana ucapan verbal sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari? Banyak dari manusia akan menjadi baik dengan ucapan baik yang didengarnya, begitupun sebaliknya. Karena sebuah perkataan merupakan bagian dari sihir, inna libayaanin lasihran. kedua orang tua akan merasa tenang dan bahagia jika anak-anaknya berbicara dengan kelembutan dan kesopanan, sebagaimana nabiyullah Ibrahim ‘alaihi sallam berbicara dengan ayahnya,"Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?” Anak-anak akan merasa dicintai dengan nasihat yang penuh kasih sayang dan kelembutan, sebagaimana Luqman berbicara kepada anaknya,”Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". Seseorang yang marah akan tenang dengan perkataan lembut yang akan memadamkan kemarahannya. Sebagaimana Rasulullah ﷺ mengusap pasir di tubuh Ali radiyallahu ;anhu dan memanggilnya,”Bangunlah wahai Abu Turab,” Alangkah indahnya jika seluruh manusia berbicara dengan berlandaskan ilmu dan ketakwaan sehingga tersebarlah kebaikan di seluruh penjuru bumi ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kita menjadi hamba yang berakhlak mulia dan memuliakan akhlak orang-orang terdekat kita. Aamiin Yaa Mujiiba Saailin.

(Miftahul Jannah/Marwah)