Header Ads

Dahsyatnya Istighfar dan Shalawat



Dahsyatnya Istigfar dan Sholawat

Suatu hari, seorang ustadz bersiap untuk pergi sholat jum’at. Kali ini ia ditunjuk untuk mengimami di salah satu masjid. Semua sudah ia persiapkan dengan baik. Termasuk ringkasan materi khutbah yang akan ia sampaikan. Sesampainya di masjid, adzan pun berkumandang. Tiba-tiba kertas materi khutbah yang telah ia persiapkan itu terbang tertiup angin. Ia pun memutar otak dan mencari jalan keluar. Kemudian ia pun memperbanyak istigfar dan sholawat atas apa yang terjadi saat itu. Lalu ia teringat satu ayat dalam materi tersebut yaitu QS. Al-Anbiya: 78. Sambil mendengarkan adzan berkumandang ia pun mempelajari ayat tersebut dengan baik. Akhirnya Allah pun memberikan jalan keluar baginya dan ia pun menyampaikan surah itu dalam khutbahnya.
Ketika Nabi Yunus ‘alaihissalam mendapat penolakan keras dari kaumnya dalam berdakwah. Ia pun melarikan diri dan meninggalkan kaumnya. Ia pergi berlayar dengan kapal. Namun ditengah perjalanan, kapal tersebut melebihi kapasitas penumpang. Salah satu dari penumpang tersebut harus turun dari kapal. Mereka pun bersepakat untuk mengundi siapa yang harus pergi dari kapal tersebut. Setelah diundi beberapa kali, hanya nama Nabi Yunus lah yang keluar. Maka ia pun dilembar dari kapal tersebut. Tidak sampai disitu, di tengah laut ia dimakan oleh ikan besar yang kemudian membawanya ke dasar laut. Ia pun menyesal atas tindakannya lari dari tugas dakwah terhadap kaumnya. Dalam kegelapan lautan, malam, dan perut ikan ia memohon ampun kepada Allah dan mengakui kesalahannya dihadapan Allah . Sebagaimana Allah berfirman, 

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al-Anbiya: 78)
Nabi Yunus tidak memohon kepada Allah untuk dikeluarkan dari perut ikan. Akan tetapi ia meminta ampun dan mengakui kesalahannya dihadapan Allah . Maka Allah pun menolongnya dan mengampuninya. Inilah yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam menghadapi masalahnya. Tidak hanya meminta berbagai keinginannya, akan tetapi ia pun harus memohon ampun dan memperbanyak istigfar dan sholawat sebelum meminta keinginannya kepada Allah . Wallahua’lambishawaab.

[Azmi Madaniyyah]

Tidak ada komentar