JADIKANLAH BEM SEBAGAI MINIATUR KEPEMIMPINAN UMMAHAT BERBASIS RUMAH
Orasi kepemimpinan oleh Dr.Imam Zamroji, MA. Dengan tema “JADIKANLAH BEM SEBAGAI MINIATUR KEPEMIMPINAN UMMAHAT BERBASIS RUMAH.”
Dalam orasi ini Ustadz Imam mengatakan bahwa Bem kampus putri diadakan atau dibentuk bukan sekedar pemantas. Namun, ada harapan dan tujuan di bentuknya Bem ini. Pelantikan pengurus Bem bukan sekedar formalitas belaka, namun ada makna dibalik pengucapan janji dan ikrar. Posisiuning Bem sebagai wahana kepemimpinan yang berbasis rumah dan acuan kepemimpinannya adalah kepemimpinan ummahatul mu’minin atau kepemimpinan shohabiyah. Adapun posisiuning da’wah daiyah terbagi menjadi tiga :
1. Bagaimana posisiuning daiyah ketika bersamanya seorang suami.
Di poin ini, menjelaskan bahwa unsur terpenting atas kesuksesan da’wah seorang suami adalah daiyah harus menjadi unsur terpenting serta pendukung bagi kesuksesan da’wah suami untuk menjadi kepemimpinan umat.
2. Bagaimana posisiuning daiyah ketika bersamanya seorang anak.
Peran ini merupakan unsur terpenting seorang daiyah untuk menghantarkan anaknya sebagai pemimpin umat bagi jika anak itu laki-laki. Namun jika itu anak perempuan maka jadikan anak perempuannya sebagai unsur terpenting dalam kesuksesan kepemimpinan umat bagi suaminya kelak. Dan hal ini membutuhkan contoh yang menuntut seorang ibu memahami dan memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan.
3. Bagaimana posisiuning daiyah ketika di sekitarnya adalah masyarakat.
Daiyah menjadi unsur terpenting dalam membangun masyarakat yang islami.
Kenapa posisiuning da’wah daiyah ini penting, karena ada faktor yang memicu ini, antara lain :
• Kepemimpinan hari sudah diambang kehancuran.
• Ummat terombang ambing karena faktor individualistik
• Kepemimpinan seorang laki-laki sudah mulai terbalakang, dan banyak bermunculan pemimpin dari kalangan perempuan.
Adapun dalam orasi ini membahas pula tentang prisnsip kepemimpinan secara umum, diantaranya :
• Menjungjung tinggi “Ta’awanu ‘alal birri wat taqwa”.
• Membudayakan menasehati dalam kebeneran dan kesebaran.
• Meletakan kepentingan islam dan umat diatas kepentingan pribadi, keluarga dan lainnya.
• Memadukan fiqud dalil dan fiqhul waqi’ sebagai dasar penentuan langkah dan pembentukan keputusan.
• Menjadikan kepemimpinan rasul dan shohabiyah sebagai acuan.
• Menjungjung tinggi nilai keikhlasan.
Dalam orasi ini Ustadz Imam mengatakan bahwa Bem kampus putri diadakan atau dibentuk bukan sekedar pemantas. Namun, ada harapan dan tujuan di bentuknya Bem ini. Pelantikan pengurus Bem bukan sekedar formalitas belaka, namun ada makna dibalik pengucapan janji dan ikrar. Posisiuning Bem sebagai wahana kepemimpinan yang berbasis rumah dan acuan kepemimpinannya adalah kepemimpinan ummahatul mu’minin atau kepemimpinan shohabiyah. Adapun posisiuning da’wah daiyah terbagi menjadi tiga :
1. Bagaimana posisiuning daiyah ketika bersamanya seorang suami.
Di poin ini, menjelaskan bahwa unsur terpenting atas kesuksesan da’wah seorang suami adalah daiyah harus menjadi unsur terpenting serta pendukung bagi kesuksesan da’wah suami untuk menjadi kepemimpinan umat.
2. Bagaimana posisiuning daiyah ketika bersamanya seorang anak.
Peran ini merupakan unsur terpenting seorang daiyah untuk menghantarkan anaknya sebagai pemimpin umat bagi jika anak itu laki-laki. Namun jika itu anak perempuan maka jadikan anak perempuannya sebagai unsur terpenting dalam kesuksesan kepemimpinan umat bagi suaminya kelak. Dan hal ini membutuhkan contoh yang menuntut seorang ibu memahami dan memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan.
3. Bagaimana posisiuning daiyah ketika di sekitarnya adalah masyarakat.
Daiyah menjadi unsur terpenting dalam membangun masyarakat yang islami.
Kenapa posisiuning da’wah daiyah ini penting, karena ada faktor yang memicu ini, antara lain :
• Kepemimpinan hari sudah diambang kehancuran.
• Ummat terombang ambing karena faktor individualistik
• Kepemimpinan seorang laki-laki sudah mulai terbalakang, dan banyak bermunculan pemimpin dari kalangan perempuan.
Adapun dalam orasi ini membahas pula tentang prisnsip kepemimpinan secara umum, diantaranya :
• Menjungjung tinggi “Ta’awanu ‘alal birri wat taqwa”.
• Membudayakan menasehati dalam kebeneran dan kesebaran.
• Meletakan kepentingan islam dan umat diatas kepentingan pribadi, keluarga dan lainnya.
• Memadukan fiqud dalil dan fiqhul waqi’ sebagai dasar penentuan langkah dan pembentukan keputusan.
• Menjadikan kepemimpinan rasul dan shohabiyah sebagai acuan.
• Menjungjung tinggi nilai keikhlasan.
Tidak ada komentar