Header Ads

The last of MASTAMA


            Kamis (30/08/2018), ini adalah hari terakhir MASTAMA Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir. Dimulai dengan kegiatan amal jama’I pada pagi hari bersama para panitia dalam membersihkan komplek asrama. Kemudian para MABA memasuki Aula pada pukul 07.30 am. Pada pukul 08.00 am acara mulai di isi di awali dengan Sosialisasi BEM Akhwat Mohammad Natsir, disampaikan oleh ukhtina Cindy Miftahul Husna beliau menjabat sebagai wakil BEM. pemateri memaparkan bahwa BEM Akhwat STID Mohammad Natsir didirikan pada tanggal 3 November 2013 dan kepengurusan dilantik pada tanggal 25 November 2013. BEM Akhwat STID Mohammad Natsir berbentuk organisasi intra kemahasiswaan, BEM ini bertujuan untuk menjabarkan atau menterjemahkan visi dan misi serta tujuan STID Mohammad Natsir dalam bentuk kegiatan kemahasiswaan. Kemudian beliau mengenalkan dan menjelaskan program kerja BEM dan divisi-divisinya.
            Pada pukul 09.30 am materi Sosialisasi Perpustakaan STID Mohammad Natsir disampaikan oleh Ustadzah Juju Peri, pemateri mengawali dengan pertanyaan kepada MABA mengenai hobi dalam membaca, dan sebagian pernyataan mahasiswi mereka hobi dalam membaca novel. Kemudian pemateri meminta salah seorang dari mereka untuk mendeskripsikan tentang manfaat membaca, lalu pemateri mengajak para MABA mengunjungi perpustakaan Kampus C STID Mohammad Natsir sekaligus mengenalkan kepada mereka.
            Pada pukul 10.30 am materi di sampaikan oleh Ustadz Abdul Wahid Alwi, MA. Pemateri menjelaskan tentang “Urgensi Pengkaderan Da’I Ilaallah untuk Selamatkan Indonesia dengan Da’wah” pemateri mengatakan ‘ Ilmulah yang akan menghindarkan kita dari api neraka’ kalimat Tauhid itu adalah miftahul Jannah. Diperlukan kesabaran dalam menuntut ilmu oleh karenanya penting bagi kita dalam mempersiapkan ilmu. Pemateri menjelaskan bahwa dakwah kita adalah dakwah Ilaallah ini adalah syarat yang tidak boleh dilepaskan karena dakwah kita hanya kepada Allah. Allah berfirman surat Yunus ayat 25:
وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَٰمِ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٢٥
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)” (Yunus:25)
Daarissalaam ini adalah nama lain dari Jannah, Allah sendiri yang memberi undangan kepada kita menuju Daarissalaam. Dan Allah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang di undang. Allah berfirman surat al-Baqarah ayat 38-39;
قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٣٨ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٣٩
“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”
Pemateri mengingatkan kita semua bahwa segala gerak gerik kita segala aktifitas kita itu semua atas pertolongan Allah semata, dan kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa pertolongan dari Allah ﷻ. Maka para da’I perlu bertauhid terlebih dahulu serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kemudian ittiba’ dan ta’awun sesama ummat islam.
            Pada pukul 13.30 pm materi disampaikan oleh Ustadzah Asma’ Muzayyin, Lc menjelaskan tentang Keakhwatan . pemateri memaparkan bahwa kaum muslimin berhutan kepada kaum wanita di antaranya adalah Ibunda Khadijah yang rela mengorbankan harta bendanya untuk keberlangsungan dakwah Rasulullah ﷺ. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha beliau adalah wanita cerdas yang hafal hadits paling banyak beliau berada di urutan ke 4 dan beliau selalu mengoreksi hafalan Abu Hurairah, sedang Abu Hurairah berada di urutan pertama. Pemateri mengatakan ‘orang yang tak memiliki sesuatu maka dia tidak bisa memberi’ begitu pula dengan kita harus berilmu karena ilmu sangat penting bagi kita, sebab tidak dapat memberi sesuatu orang yang tak berilmu. Selanjutnya adalah sabar, sebab tidak terhitung balasan bagi orang yang bersabar. Kemudian mencari komunitas yang baik dan shalih.
            Pada pukul 16.00-17.30 materi di isi tentang “Juhud Ulama Fii Tholabil ‘Ilmi” yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ahmad Misbahul Anam. Pemateri menyampaikan lima hal yang dapat kita lihat dari para ulama terdahulu; 1) Menjaga niat, 2) Memelihara waktu, 3) Memelihara adab, 4) Berkelana, 5) Istiqomah. Dakwah adalah transformasi atau perubahan adanya niat untuk menuntut ilmu agar terjadi perubahan.
            Dilanjutkan dengan buka bersama antara para panitia dan MABA, disini para panitia makan bersama dengan para MABA sehingga menghasilkan suasana yang harmonis dengan masa ta’aruf ini. Kemudian setelah isya dilanjutkan dengan penampilan-penampilan MABA sekaligus penutupan MASTAMA. Setiap kelompok MABA menampilkan satu keterampilan. Setelah acara selesai di tutup dan dilanjutkan dengan bersalam-salam antar panitia dan mahasiswi baru.





Tidak ada komentar