Hakikat Menunggu yang Menghampiri Para Jomblo
Menunggu
merupakan salah satu aktivitas yang sangat berat dijalani oleh para jomblo, karena
menunggu itu membosankan. apalagi yang
ditunggu adalah sesuatu yang belum pasti. Ya, jodoh tepatnya. Inilah topik yang
menjadi bahasan utama pada seminar Indonesia Tanpa Pacaran “Ku Tunggu Dirimu
Menjemputku” yang digelar pada
Ahad (15/10/17) di Islamic Center Bekasi. Adapun pembicara dalam seminar ini adalah La Ode Munafar selaku Founder of
Indonesia Tanpa Pacaran.
Di awal acara, beliau
mulai memperkenalkan dirinya.
Karena dalam perjalanan dakwahnya banyak yang mempertanyakan perihal nama “La
Ode Munafar”. Bagi beliau La bermakna “Tidak” (bahasa Arab), Ode bermakna “Arti”
(bahasa sulawesi), Muna (merupakan nama tempat/daerah di Sulawesi), dan Far
bermakna “Jauh” (bahasa Inggris). Jadi, nama La Ode Munafar bermakna “Tidak ada
Arti berasal dari Tempat yang Jauh”. Ternyata dengan ini dapat membangkitkan
konsentrasi peserta, hal itu ditandai dengan banyaknya peserta yang
mengekspresikan tawanya. Kemudian sekilas beliau kisahkan perjalan hidupnya
yang berujung pada pertemuannya dengan sang istri.
Dalam
pemaparannya, beliau mengatakan bahwa London merupakan negara yang mayoritas
penduduknya mengidap Insomnia (keadaan susah tidur), salah satu
penyebabnya karena Menunggu. Bahkan, orang yang sedang menunggu akan lebih
mudah dipengaruhi oleh bisikan setan jika ia tidak mempunyai bekal iman yang
kuat. Sebagaimana orang bijak pernah berkata: “Harimau hanya akan memakan Domba
yang tersesat sendirian di Hutan”.
Untuk itu, bagi kita yang sedang dalam proses menunggu hendaknya memperkokoh keimanan yaitu dengan menjaga hubungan dengan Allah. Niatkan tujuan hanya untuk mencari ridha Allah, karena cinta yang terpendam tidak akan pernah membusuk, bahkan harganya akan lebih mahal di sisi Allah. Kemudian jadilah pribadi yang tidak mudah “Baper”, karena goyahnya iman disebabkan oleh goyahnya pendirian.
Selanjutnya, kita harus menyadari bahwa waktu yang dihabiskan untuk bermaksiat itu, akan sangat lebih berharga jika digunakan untuk menata karier, membangun potensi menyongsong kehidupan masa depan yang cemerlang.
Beliau juga memberikan cara-cara untuk menasehati orang terdekat yang masih menyandang status berpacaran. Pertama, dekati dia dengan cinta karena orang yang sedang jatuh cinta terkadang fikirannya kurang rasional. Kedua, sering membersamai sehingga ketika masalah datang kita bisa dijadikan sandarannya. Ketiga, disaat itulah naseti dia, ubah pola pikirnya dengan cara-cara yang lembut dan meyakinkan. Selanjutnya do’akan dia semoga diberi hidayah dan segera menyadari kesalahannya.
Beliau
menyimpulkan bahwa menunggu itu ibarat Puasa. Menunggu waktu berbuka diiringi
godaan-godaan, akan tetapi ketika waktu itu tiba bahagianya LUAR BIASA”. [Anis]
Tidak ada komentar