Header Ads

Merajut Mahkota Malu, Memperindah Diri Muslimah

 


Pada Ahad, 10 November 2024 seluruh mahasiswi STID Mohammad Natsir berkumpul di Masjid Nauroh Abdurrahman, Cipayung, untuk mengikuti dauroh bertema “Muslimah Cantik, Bermahkota Rasa Malu”. Ustadzah Asmaa Muzayyin, Lc., hadir sebagai pemateri dan dengan penuh semangat membahas makna serta pentingnya rasa malu bagi seorang muslimah.

Dauroh diawali dengan penjelasan mengenai hikmah di balik ketentuan Allah SWT, khususnya bagi perempuan. Ustadzah Asmaa menekankan bahwa aturan yang ditetapkan untuk perempuan merupakan bentuk kasih sayang Allah. Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah sesukamu,” sebagai penegasan bahwa rasa malu adalah pengendali diri yang sangat penting.

Sesi diskusi pun berlangsung menarik. Ketika ditanya tentang pentingnya rasa malu, seorang mahasiswi menjawab, “Jika rasa malumu hilang, maka lakukanlah apa yang kau mau.” Ustadzah Asmaa menjelaskan bahwa hilangnya rasa malu menunjukkan iman yang mulai pudar, meski tidak sepenuhnya hilang. Menjaga rasa malu adalah cara untuk memperkuat iman.

Ustadzah Asmaa juga menyampaikan bahwa memelihara rasa malu dapat dilakukan dengan menjaga diri di rumah, sebagaimana tercantum dalam Surah Ar-Rahman ayat 72 yang menggambarkan bidadari surga yang terpelihara. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga diri adalah bentuk memelihara kehormatan seorang muslimah.

Untuk memperkuat penjelasannya, Ustadzah Asmaa membagikan kisah-kisah singkat tentang rasa malu, seperti putri Nabi Syuaib yang bersikap sopan saat menyampaikan pesan ayahnya kepada Nabi Musa, dan kisah ketika Nabi Muhammad SAW merapikan pakaiannya saat Utsman masuk, karena malaikat pun malu kepada Utsman. Kisah ini menegaskan bahwa rasa malu adalah sifat mulia yang dihargai.

Dauroh ini ditutup dengan pesan agar para mahasiswi senantiasa menjaga rasa malu, karena rasa malu adalah mahkota yang menghiasi keindahan akhlak seorang muslimah.

(Tiara/Marwah)

Tidak ada komentar