6 RAHASIA ALLAH DAN ANGIN
Mendung
menggantung di langit Cipayung. Angin bertiup kencang, membawa rintik hujan
yang mulai turun perlahan. Setiap sore Jum’at adalah pengajian rutin di Masjid
Nurul Hidayah. Begitu juga dengan Jum’at kemarin (13/11/2015). Ibu-ibu dari
persekitaran Cipayung dan para mahasiswi dari STID Mohammad Natsir tetap hadir
walaupun sepertinya hujan lebat akan mengguyur.
Sambil
menunggu pemateri tiba, Abidatur Rofi’ah, salah satu mahasiswi yang sedang
melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Majlis Ta’lim ini duduk di depan
mengisi kekosongan. Ini kali pertama ia maju sebagai pemateri. Dalam kesempatan
tersebut, mahasiswi asal Jepara ini membahas tentang “Enam Rahasia Allah”.
“Bukan
manusia saja yang mempunyai rahasia,
Allah pun mempunyai rahasia.” Begitu Abidah memulai materinya. “Sesungguhnya
Allah telah menyembunyikan 6 hal dalam enam perkara yaitu; pertama,
menyembunyikan ridho-Nya di dalam ketaatan hambaNya. Kedua, menyembunyikan
kemurkaan di dalam kemaksiatan hambaNya. Ketiga, menyembunyikan malam lailatul
qadar di dalam bulan Ramadhan. Keempat, menyembunyikan wali-waliNya di antara
kerumunan manusia. Kelima, menyembunyika kematian di dalam umur manusia. Dan
yang keenam, menyembunyika shalat wustho di antara shalat-shalat wajib.” Papar
mahasiswi semester lima ini melanjutkan materinya.
“Dirahasiakan
kematian manusia di dalam umurnya, tiada lain dengan maksud agar manusia selalu
waspada akan kematian. Andai saja manusia itu sudah tahu kapan ajal
menjemputnya, misalnya saja sekarang ashar, nanti malam meninggal, niscaya
manusia itu tidak akan ampu tersenyum karena tahu ajalnya sudah dekat.” Abidah
menambahkan penjelasannya.
“Begitu pula
maksud Allah dengan menyembunyikan mana shalat yang paling utama di antara
shalat- shalat wajib, yakni agar manusia selalu menjaga shalatnya. Namun ada
yang berpendapat bahwa shalat wustho itu adalah shalat Ashar.” Kemudian Abidah
mengakhiri materinya, karena pemateri yang dijadwalkan ustadz Imam Zamroji
sudah tiba.
Ustadz Imam
Zamroji memulai kajian kali ini dengan membacakan do’a ketika ada angin. “Ya
Allah, Sesungguhnya kami memohon kepadaMu kebaikan angin ini, kebaikan apa yang
dibawanya, dan kebaikan apa yang
diperintahkan kepadanya, dan aku berlindung kepadaMu dari keburukan angin ini,
keburukan apa yang dibawanya, dan keburukan apa yang diperintahkan kepadanya.”
“Tak sedikit
manusia yang sering menyalahkan angin. Padahal angin merupakan salah satu dari
tentara Allah Ta’ala. Sebagaimana dalam kisah perang Khandaq. Dn.lasnjeikan peengan
adanya angin, seharusnya kita jadikan momentum untuk mendekatkn diri kepada
Allah, caranya yakni ketika angin datang kita segera membaca do’a.” Bapak
dengan lima anak ini memberikan penjelasan.
“Setidaknya
ada empat hikmah yang dapat di ambil dari do’a tersebut. Pertama, kita dilarang
mencaci maki angin. Kedua, karena mencaci angin sama saja dengan mencaci Allah.
Ketiga, ketika angin datang kita disyari’atkan untuk berdo’a. dan yang keempat,
angin itu tekadang membawa kebaikan dan juga keburukan.” Tambah ustadz yang berdarah
Jawa ini.
Murattal di
masjid sudah dilantunkan, ustadz Imam Zamroji pun menutup kajian sore itu
dengan kembali melafalkan doa ketika angindatang secara bersama-sama. (Mahar)
Tidak ada komentar